Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Laiskodat menyebutkan jumlah anak yang mengalami kekerdilan atau stunting di NTT terus mengalami penurunan, dari 42 persen pada 2018 menjadi 18 persen pada akhir September 2022.
“Melalui kerja keras semua pihak dalam penanganan kekerdilan, NTT mampu mengatasi kekerdilan. Pada akhir September 2022, angka kekerdilan di NTT turun signifikan dan menyisakan sekitar 18 persen,” kata Viktor Laiskodat dalam keterangannya, Selasa (11/10).
Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan hal itu dalam rapat kerja bersama camat dan kepala desa se-Kabupaten Sumba Tengah di pulau Sumba.
“Saya lihat Kabupaten Sumba Tengah ini mulai bertumbuh dengan baik. Walaupun tercatat sebagai salah satu kabupaten miskin di NTT, tetapi secara perlahan mulai bertumbuh,” ujar Viktor.
Viktor mengatakan, dengan capaian data-data pembangunan seperti penurunan angka kekerdilan di Kabupaten Sumba Tengah, Pemerintah NTT mengapresiasi kerja keras yang dilakukan pemkab setempat yang menargetkan kekerdilan turun hingga lima persen pada Desember 2022.
“Kami senang, karena kekerdilan di NTT saat ini sudah turun hingga menjadi 18 persen. Kami menginginkan agar kasus kekerdilan ini terus kita turunkan hingga menyentuh 14 persen pada 2024,” ungkap dia.