Dia juga menyoroti adanya syarat minimal dua tahun Kartu Keluarga (KK) yang tidak diterapkan dengan konsisten, serta dugaan adanya peserta yang lolos seleksi melalui jalur khusus atau “titipan”.
“Waktu mau daftar, dong (mereka) bilang harus ada KK minimal 2 tahun. Padahal anak sekolah dari tahun 2021. Nah anak Kapolda su (sudah) berapa lama di NTT?,” katanya.
Ibu itu juga membandingkan nilai anaknya dengan anak Kapolda NTT, Irjen Pol. Daniel Tahi Monang Silitonga. Ia menyebut bahwa saat tes seleksi casis Akpol oleh Panda Polda NTT, nilai dari anaknya dianggap unggul dibandingkan dengan anak Kapolda NTT.
“B (beta/saya) punya anak nilai matematika 100, bahas inggris 100. Anak Kapolda nilainya psikotest 64, b punya sulung 70,” beber ibu tersebut.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.