Kontraksi otot-otot tertentu dapat menyebabkan perubahan struktur wajah yang dapat diamati oleh orang lain.

“Seiring waktu, wajah Anda secara permanen mencerminkan dan mengungkapkan pengalaman Anda. Bahkan ketika kita berpikir kita tidak mengekspresikan sesuatu, ekspresi emosi itu masih ada di sana,” ungkap salah seorang peneliti lainnya, Nicholas O. Rule.

“Persepsi kelas sosial berbasis wajah mungkin memiliki konsekuensi hilir yang penting. Orang-orang berbicara tentang siklus kemiskinan dan ini berpotensi menjadi salah satu penyebabnya,” imbuh Rule.

Walau begitu, kenyataan bahwa banyak orang dapat menebak status sosial seseorang hanya dari penampilan wajahnya dapat membawa konsekuensi negatif, terutama terkait dengan bias dan penilaian.

Contohnya, individu yang terlihat memiliki ‘wajah kaya’ sering kali diperlakukan lebih baik oleh orang lain.

“Persepsi berbasis wajah tentang kelas sosial mungkin memiliki konsekuensi yang penting… Kita tahu ada yang disebut siklus kemiskinan dan ini berpotensi menjadi salah satu kontributornya,” kata Rule.

Wajah Dapat Memengaruhi Tingkat Kesuksesan Seseorang

Para peneliti juga berusaha memprediksi bagaimana impresi kaya atau miskin yang terlihat dari wajah dapat memengaruhi kehidupan sosial di dunia nyata.

Mereka meminta mahasiswa untuk melihat sejumlah foto, kemudian diminta untuk menebak siapa di antara mereka yang lebih mungkin mendapatkan pekerjaan sebagai akuntan.

Dalam sebagian besar kasus, mahasiswa cenderung menebak bahwa orang yang berpotensi menjadi akuntan berasal dari kalangan kelas atas. Hal ini mengindikasikan bahwa penilaian mengenai kekayaan atau kemiskinan dapat memperpetuasi bias sosial.

“Pada akhirnya persepsi kelas sosial berdasarkan wajah bisa mempunyai konsekuensi serius,” mereka menyimpulkan.

“Kita membicarakan siklus kemiskinan,” kata Rule, “dan hal ini berpotensi menjadi salah satu penyebab siklus kemiskinan.”