“Ini menunjukan bahwa sektor pariwisata yang menjadi sektor dominan bertumbuh di Manggarai Barat. Challenge yang disampaikan ibu Menteri menjadi tantangan sebenarnya buat kami, terutama dalam tema besar yang tadi disampaikan oleh Bapak Frans (Plt. Direktur BPOLBF) tadi, embracing sustainable resort. Jadi ini menurut saya tema yang sangat menantang,” kata Frans Sodo.

Sekda Frans menyebut bahwa saat ini pemerintah daerah setempat masih punya problematika terutama manfaat ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat. Karena itu, kata dia, salah satu indikator dari indikator sustainable tourism.

Hal itu menurut dia menjadi pekerjaan rumah yang besar bagi pemerintah daerah sekaigus menjadi tantangan bagaiamana peningkatan pertumbuhan pariwisata memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat.

Di samping itu juga, lanjut dia, soal isu lingkungan. Ia menyebut jika kunjungan wisatawan lebih dari yang ditargetkan setiap tahunnya pemerintah memiliki kecemasan soal aspek lingkungan dan tekanan terhadap ruang terutama di Labuan Bajo dan sekitarnya.

“Dalam dua kali self assesment kami terhadap sustainable tourism terutama untuk indikator lingkungan itu sudah mengalami pertumbuhan positif. Kami lakukan self assesment di tahun 2019 dan 2023 ada pertumbuhan positif terhadap indikator terutama isu lingkungan dan ini adalah hal yang positif yang harus kami jaga,” jelas Sodo.

“Tetapi kami juga harus terus terang, tidak memiliki rencana besar terhadap kunjungan karena kami juga harus harus hati-hati dengan carrying capacity, karena space kita cukup terbatas terutama ruang publik kemudian area-area pariwisata kita yang cukup terbata,” katanya.

“Makanya tadi dibilang, Labuan Bajo hanya menjadi pintu gerbang, tetapi kawasan Flores secara utuh itu adalah menjadi salah satu destinasi yang utama sebenarnya. Karena kita punya kecemasan soal aspek lingkungan dan tekanan terhadap ruang terutama di Labuan Bajo dan sekitarnya” lanjutnya.