Labuan Bajo – Warga di sejumlah anak kampung di Desa Golo Lujang, Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), mempertanyakan aliran listrik ke rumah mereka yang hingga kini belum menyala sejak tiga bulan lalu. Setidaknya ada enam anak kampung di desa tersebut yang telah dipasangi instalasi listrik di rumah warga, yakni Kampung Kaung, Ngaet, Lesem, Ndari Leso, Kombak, dan Pelus.

Meskipun sebagian besar warga telah membayar biaya instalasi listrik, termasuk meteran, kepada vendor rekanan PLN sebagai penanggung jawab, listrik di wilayah tersebut belum juga menyala.

Menurut Lipus Noho, ketua RT setempat, perjanjian awal berdasarkan sosialisasi bersama pihak PLN menyatakan bahwa listrik di wilayah tersebut akan menyala pada bulan Juni 2024 lalu.

“Perjanjian bahwa paling cepat bulan Juni, paling lambat bulan Juli. Sekarang kita tunggu juga, padahal kita sudah bayar semua meteran, lunas semua yang lain. Yang belum juga baru setengah, sudah injak di bulan Agustus belum ada nyala,” kata Lipus kepada wartawan, Senin (5/8).

Lipus menjelaskan bahwa warga di Kampung Kaung telah puluhan tahun menanti kehadiran listrik. Mereka merasa lega ketika PLN melakukan sosialisasi untuk pembangunan jaringan listrik di wilayah tersebut pada bulan April 2024. Namun, warga mulai merasa kecewa karena pihak PLN tidak menepati janji yang telah disepakati bersama.

“Pada bulan April (2024) ada sosialisasi tentang PLN, kami juga senang luar biasa, sekarang kita sudah senang luar biasa. Karena petugas PLN bilang kalau semua tanaman-tanaman di pinggir jalan digusur, maka kayu yang tidak bisa disensor bahkan buang saja begitu. Sekarang kita juga rasa kecewa, mau bilang apa karena kita butuh nyala, butuh terang,” ungkapnya.

Baca Juga:  Paket Pulsa Tak Menjawab Kendala PJJ Siswa di Daerah Pelosok

Hal senada juga disampaikan tokoh adat setempat, Leonardus Ludung (82). Ia mengaku bahwa perjanjian awal dengan pihak vendor sebagai penanggung jawab instalasi listrik adalah ketika uang telah dibayar setengah hingga lunas, maka listrik bisa dinyalakan. Namun, hingga kini, meskipun hampir semua warga telah membayar uang meteran, listrik pun tak kunjung dinyalakan oleh pihak PLN.

“Saya Tua Golo Kaung, belum lama ini, vendor menyampaikan ketika uang telah dibayar setengah, maka listrik menyala, kemudian akan dibayar lunas setelah listrik menyala. Tunggu menyala belum juga menyala, sementara yang lain menyusul melakukan pembayaran),” ujar Leonardus meniru perkataan vendor dengan dialek setempat.

Ia menjelaskan sejak bulan Mei 2024 hingga sekarang listrik di kampung itu belum juga menyala. Ia pun mempertanyakan alasan pihak PLN terkait lambatnya proses tersebut.

“(Sejak) bulan empat, bulan lima, bulan enam belum juga nyala. Sehingga tunggu nyala belum juga nyala. Sementara dulu perjanjiannya kalau belum lunas uang maka listrik belum nyala. Tapi ketika uang sudah lunas, listrik belum juga nyala),” pungkasnya.

Warga Sebut Tunggu Bupati Manggarai Barat Baru Nyala

Leonardus menyebutkan bahwa ada informasi lain dari Pemerintah Desa Golo Lujang terkait mandeknya penyalaan listrik di wilayah itu.

Ia membenarkan bahwa informasi itu ada dugaan listrik di sejumlah anak kampung tersebut belum nyala karena menunggu Bupati Mabar, Edistasius Endi atau Edi Endi., untuk melakukan penyalaan perdana. Ia juga mengatakan, pihaknya belum mengetahui kepastian kapan waktu terkait kunjungan bupati tersebut.

Baca Juga:  PPKM Dicabut, Anggota DPR Berharap Sektor Pariwisata Domestik Bangkit

Sementara, kata dia, terkait mandeknya penyalaan listrik tersebut tidak ada hubungannya dengan bupati.

“Betul itu, sebenarnya begini, semua orang bilang harus nyala sudah sekarang, hanya saja tunggu datang bupati baru nyala listrik di sini),” ungkap dia.

“Tanggal kunjungan kami tidak tahu, tunggu bupati baru nyala, tunggu undangan dari kami melalui kepala desa. Sehingga menurut kami tidak ada hubungannya dengan bupati. Menurut kami di kampung ini merupakan proyek, listrik nyala uang dibayar. Menanti kunjungan bupati listrik baru bisa nyala apa maksudnya?),” tegasnya.

Selain itu, informasi lain, kata Leonardus, Kepala Desa Golo Lujang minta uang di masyarakat untuk kunjungan bupati.

“Betul itu, tapi kami tidak realisasikan, kami tidak terima. Informasi itu dari kepala desa katanya. Harapan kami, karena dari dulu kami sangat merindukan kehadiran PLN, janji tinggal janji, sementara uang sudah stor, tapi listrik juga belum nyala),” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Desa Golo Lujang, Yohanes Sofiani mengaku bahwa usulan untuk hadirnya jaringan listrik di desa itu sejak tahun 2023 lalu, pasca dirinya baru saja menjabat sebagai kepala desa.

Ia menyatakan bahwa keluhan masyarakat terkait mandeknya proses penyalaan listrik tersebut sudah diketahui pemerintah desa. Dirinya mengaku tidak tahu alasan listrik tersebut belum nyala hingga sekarang.

Ia menjelaskan bahwa instalasi seperti meteran di desa itu sebagian besar telah terpasang.

“Ada sebagian yang sudah pasang ada yang belum, tapi sebagian besar sudah terpasang semua,” ungkapnya.