Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tengah menyelasikan pembangunan jalan baru dan Jembatan dari Labuan Bajo menuju Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanah Mori, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi NTT.

Program peningkatan dan pembangunan jalan Labuan Bajo menuju Tana Mori itu terdiri dari 5 segmen dengan panjang jalan sekitar 30 kilometer meter, lebar 7 meter, 2 lajur, 2 arah dan row 23 meter sesuai standar internasional.

Baca Juga:  Pelaku Perjalanan ke Labuan Bajo Wajib Miliki Sertifikat Vaksin

Ratusan miliar telah dikucurkan Kementerian PUPR demi menuntaskan pembangunan jalan KEK Tanah Mori di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) itu.

Pengerjaanya dimulai berkisar awal tahun 2022 dan direncanakan akan selesai pada Oktober 2022.

Dukungan infrastruktur jalan dan jembatan tersebut bertujuan untuk memperlancar konektivitas Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo, sekaligus dalam rangka persiapan ASEAN Summit pada Februari 2023 yang rencananya dilaksanakan di Tana Mori.

Baca Juga:  Judi Online: Tak Hanya Masyarakat Berpendidikan Rendah, Oknum DPR pun Terlibat!

Meski direncakan selesai Oktober mendatang, proyek pembangunan jalan itu kini kembali mendapat penolakan dari sejumlah warga.

Seperti pada Rabu (28/9) siang misalnya, sejumlah warga Kampung Nalis -Warloka melakukan aksi penghadangan terhadap semua kendaraan yang membawa material pembangunan ruas jalan Labuan Bajo menuju Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tana Mori.