Tetua Sumba itu menegaskan bahwa para perantau Sumba datang ke Bali untuk mencari makan dan kehidupan yang lebih baik, bukan untuk menunjukkan kehebatan atau arogansi.

“Fokus, kala kau datang dari kampung, kau datang dari Sumba untuk cari makan, cari makan. Jangan kayak orang hebat!,” tegasnya.

Tetua Sumba menjelaskan bahwa para perantau, termasuk dirinya yang datang ke Bali 20 tahun lalu, datang karena didorong oleh keterbatasan ekonomi dan kesulitan hidup.

Ia menekankan bahwa setelah sampai di Bali, para perantau tidak boleh menunjukkan arogansi atau merasa sok jago. Hal ini penting karena mereka berada di tanah orang dan harus menghormati aturan dan budaya lokal Bali, sesuai dengan pepatah “Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung.”

Tetua Sumba mengingatkan para perantau untuk tidak membawa kebiasaan dari Kodi dan harus patuh pada aturan yang berlaku di Bali.