Jakarta – Tanggal 10 November 2023, hari pahlawan, adalah waktu yang tepat untuk mengenang para pejuang kemerdekaan yang telah memberikan jasa besar bagi Indonesia. Salah satu figur penting yang layak kita kenang adalah Wilhelmus Zakaria Johannes (WZ Johannes), seorang putra Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang meninggalkan jejak besar di dunia kedokteran Indonesia. Dia adalah ahli radiologi pertama Indonesia.

Profil Wilhelmus Zakaria Johannes

Wilhelmus Zakaria Johannes lahir di Termanu, Pulau Rote, pada 16 Juli 1895. Ia adalah putra sulung dari keluarga M. Z. Johannes, seorang guru bantu sekolah dasar (SD) dan pengurus gereja, serta Ester Johannes-Amalo.

Setelah menyelesaikan Sekolah Melayu di Kupang, Johannes melanjutkan pendidikannya di Europesche Legere School (ELS) di Kupang pada tahun 1905. Kiprahnya di dunia pendidikan kemudian berlanjut ke STOVIA, di mana ia meraih gelar Indische Arts pada tahun 1920.

Setelah menyelesaikan pendidikan di STOVIA, WZ Johannes memulai karirnya sebagai dokter. Ia pertama kali ditugaskan di rumah sakit Palembang, di mana ia mengalami sakit yang menyebabkan lumpuh pada kedua kakinya. Meskipun mengalami cobaan tersebut, Johannes tetap tegar dan berdedikasi dalam pelayanannya.

Setelah sembilan tahun berdinas di Palembang, Johannes dipindahkan ke Centrale Burgelijke Ziekenhuis Batavia sebagai asisten dokter B. K. Van Der Plaats, seorang Guru Besar Radiologi. Di bawah pimpinannya, Wilhelmus banyak belajar soal radiologi.

Meskipun pada waktu itu dalam keadaan fisik yang terbatas, Wilhelmus tetap produktif dan tidak menunjukkan rasa minder atau putus asa. Ia terus aktif dalam pengembangan penelitian serta berupaya mendalami ilmu radiologi dengan tekun.

Meskipun telah memperoleh gelar dokter, hal tersebut tidak membuatnya puas. Dengan tekad kuat, Wilhelmus tetap memiliki dorongan untuk mengejar tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Hasilnya, ia berhasil mempertahankan disertasinya dan meraih gelar doktor, seperti yang dikutip dari “Orang Indonesia Pertama Ahli Radiologi” di situs Radiologirscm.com.

Motivasi untuk terus mendalami radiologi datang dari keyakinannya bahwa kelumpuhan yang dialaminya dapat diatasi melalui pengobatan berbasis ilmu yang sedang ia pelajari. Ia juga yakin bahwa metode penyembuhan radiologi dapat memberikan manfaat signifikan bagi masyarakat.

Keyakinan tersebut ternyata menjadi kenyataan. Meskipun kelumpuhannya perlahan membaik melalui serangkaian terapi penyinaran, kondisi kakinya tidak dapat pulih sepenuhnya, dan salah satu kakinya masih mengalami kepincangan.