Labuan Bajo – Ribuan massa dari Aliansi Masyarakat Peduli Demokrasi melakukan aksi unjuk rasa memprotes dugaan kecurangan pilkada 2024 serta mendesak Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum (DKPP) agar melakukan pemberhentian terhadap Ketua KPU Kabupaten Manggarai Barat, Ferdiano Sutarto Parman alias Ano Parman.

Massa terpantau mulai melakukan aksi sekitar pukul 12.00 WITA. Mereka datang dari berbagai kecamatan di daerah itu.

Dalam aksi itu massa membawa sejumlah spanduk bertuliskan, ‘KPUD Mabar Penghianat Demokrasi dan Demokrasi Mati di Tangan Ano Parman’.

Peserta aksi lain juga membawa spanduk bertuliskan ‘Pecat Ano Parman Sebagai Ketua KPUD Mabar’.

Di bagian samping mobil komando, terpampang pula spanduk lainnya bertuliskan ‘Selamatkan Suara Rakyat-‘Biang Kerok Pilkada Curang KPUD Mabar’.

Rafael Taher, salah satu orator menyatakan alasan Aliansi Masyarkat Peduli Demokrasi melakukan demonstrasi karena menemukan begitu banyak indikasi kecurangan yang dilakukan penyelenggara pemilu mulai dari KPPS, PPS, PPK hingga Komisioner KPUD Manggarai Barat.

Tak hanya itu, Rafael menyebut kecuragan itu datang dari jajaran Badan Pengawas Pemilu Panwaslu Kecamatan, Panwaslu Desa.

“Salah satu contohnya adalah PPK Kecamatan Sano Nggoang menyimpan dokumen D hasil pleno PPK paslon Gubernur dan wakil Gubernur dalam satu peti dengan paslon bupati dan wakil bupati yang seharusnya dokumen D hasil pleno PPK simpan di dalam peti masing-masing,” pekik Rafael.

“Sementara itu ketua KPUD Mabar menganggap hal tersebut sebagai kekeliruan penyelenggara pemilu tanpa ada sanksi apapun,” sambungnya.

Menurut Rafael semua indikasi itu menunjukan KPU, PPK dan seluruh penyelenggara pemilu tidak profesional. Oleh karena itu pihaknya menuntut pemilu ini batal demi hukum dan keadilan.

Masyarakat menilai, kata dia, asas jujur, adil, profesional dan akuntabel sudah jauh dari proses penyelenggaraan pemilu di Kabupaten Manggarai Barat.

“Orang matipun ikuit coblos, ini adalah satu pengkianatan,” kata dia.

Dalama aksi ini massa membawa keranda mayat yang ditutup kain putih. Di depan gerbang kantor KPU Manggarai Barat, mereka melempar telur ke arah gedung.

Mereka juga menyembelih seekor ayam dan membawa tanah kuburan. Tanah dari kuburan itu simbol matinya demokrasi.

Sergius Try Dedy, menuturkan anehnya ada saudara-saudara yang sedang di rantauan ada didaftar hadir pada saat pencoblosan tanggal 27 November 2024 dan mereka tanda tangan didaftar hadir.

“Untuk peristiwa ini memang saudara Ano tidak mau bertanggung jawab terhadap setiap proses yang dilakukannya. Mulai dari proses persoalan hasil maka kami nyatakan tanah kubur ini kami simpan di sini sebagai bentuk simbolis terhadap kita bahwa telah matinya demokrasi,” tutur Tri Dedy.

Sementara itu Ketua KPU, Ano Parman sempat menemui massa demonstrasi di depan pintu masuk kantor KPU dan sempat berbicara, namun tak lama kemudian diriny kembali masuk ke dalam kantor.

Berikut pernyataan sikap Aliansi Masyarakat Peduli Demokrasi.

Masyarakat menilai bahwa asas jujur adil profesional dan akuntabel sudah jauh dari proses penyelenggaraan pemilu Kabupaten Manggarai Barat berkenan dengan beberapa temuan di atas aliansi masyarakat peduli demokrasi menyatakan sikap satu

1. Mendukung Mahkamah Konstitusi di dalam menegakkan peraturan pemilu dan peraturan perundang-undangan lainnya dalam penyelesaian sengketa hasil Pemilukada Kabupaten Manggarai Barat.

2. Menuntut dan mendesak dewan kehormatan penyelenggara pemilihan umum dkpp menyelidiki kasus dugaan kecurangan Pemilukada Manggarai Barat dan pelanggaran Etik yang dilakukan oleh ketua KPUD.

3 menuntut dan mendesak dkpp agar melakukan pemberhentian kepada ketua KPUD.