Jakarta – Ketua Harian DPP GRIB Jaya, Anan Wijaya, menyampaikan pandangan strategisnya terkait sektor pendidikan dan kesehatan di Indonesia. Ia menegaskan pentingnya kebijakan yang berfokus pada penciptaan generasi unggul dan pemerataan akses kesehatan, terutama di daerah terpencil, guna mendukung visi Indonesia Emas 2045.

Dalam hal ini, Anan mengapresiasi kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang menjadikan pendidikan sebagai prioritas dengan alokasi anggaran terbesar dalam portfolio kementerian.

“Bukan hanya kuantitas, tapi kualitas dan akses pendidikan harus merata hingga ke daerah terpencil. Dengan begitu, kita bisa menghasilkan generasi unggul di berbagai bidang,” ujar Anan Wijaya saat ditemui di Jakarta, Sabtu (14/12).

Ia juga menyoroti urgensi reformasi pendidikan vokasi untuk menekan angka pengangguran. Menurutnya, sistem vokasi harus mampu mencetak tenaga kerja andal yang sesuai dengan kebutuhan industri nasional.

Anan juga mendukung pengembangan sekolah-sekolah unggulan berbasis kemiliteran, seperti SMA Taruna Nusantara, untuk mencetak generasi pemimpin masa depan.

Kesehatan: Pemerataan Fasilitas Canggih hingga Daerah Terpencil

Di sektor kesehatan, Anan menekankan perlunya pemerataan fasilitas canggih ke daerah 3T (tertinggal, terluar, terbelakang). Ia menyoroti bahwa saat ini fasilitas seperti CT Scan, MRI, dan alat kanker hanya tersedia di kota besar, sehingga masyarakat di pelosok sering tidak mendapat perawatan yang diperlukan.

“Fasilitas canggih seperti CT Scan, MRI, dan mammography harus tersedia di seluruh daerah, termasuk yang terpencil, agar masyarakat tidak kehilangan nyawa karena keterbatasan akses layanan kesehatan,” tegasnya.

Ia juga mengingatkan bahwa penyakit degeneratif seperti stroke, jantung, kanker, dan diabetes menjadi beban besar bagi anggaran BPJS Kesehatan. Pemerataan fasilitas dan peningkatan kualitas layanan kesehatan menjadi langkah krusial untuk mengatasinya.

Peningkatan Kesejahteraan dan Kompetensi Guru

Dalam momen peringatan Hari Guru, Anan menyampaikan apresiasi atas kebijakan Presiden Prabowo yang meningkatkan tunjangan guru dari Rp1.500.000 menjadi Rp2.000.000. Menurutnya, kesejahteraan guru adalah fondasi untuk mencetak generasi unggul.

“Generasi unggul hanya bisa dicetak melalui guru yang unggul. Pemerintah harus memastikan kesejahteraan guru, agar mereka tidak perlu mencari nafkah tambahan seperti mengojek,” katanya.

Ia juga mendorong peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan, bimbingan teknis, dan seminar. “Guru yang terlatih dengan baik akan mampu memberikan pendidikan yang bermutu dan berbobot,” tambah Anan.

Mendorong Kolaborasi Pendidikan dan Industri

Anan menyatakan dukungan penuh terhadap program link and match antara dunia pendidikan dan industri yang diinisiasi pemerintah. Ia menekankan pentingnya keselarasan antara kebutuhan sektor industri dan kurikulum pendidikan vokasi.

“Jurusan seperti tata boga, pariwisata, pertanian, dan kelautan harus diperbanyak. Potensi Indonesia sebagai negara maritim harus dioptimalkan melalui pendidikan vokasi,” jelasnya.

Optimalkan Penggunaan Anggaran Pendidikan

Menutup pernyataannya, Anan menyoroti alokasi anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN yang harus lebih efektif. Ia mengusulkan agar anggaran tersebut terkonsentrasi di Kementerian Pendidikan dan tidak terpecah ke berbagai sektor lainnya.

“Anggaran pendidikan sebesar Rp560 triliun harus difokuskan untuk peningkatan kualitas dan akses pendidikan. Jika dikelola dengan baik, Indonesia akan memiliki sumber daya manusia yang unggul, seperti di negara maju,” pungkasnya.