Labuan Bajo – Plt. Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Fransiskus Xaverius Teguh, melakukan audiensi dengan Uskup Keuskupan Ruteng, Mgr. Siprianus Hormat, Pr, di Rumah Kevikepan Labuan Bajo, Senin (18/3).

Keuskupan Ruteng membawahi kegembalaan untuk tiga kabupaten di Manggarai Raya, yakni Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai, dan Manggarai Timur.

Audiensi ini dimaksudkan untuk mempererat kolaborasi yang telah terjalin selama ini serta rencana dukungan dan kerja sama pelaksanaan program di masa mendatang termasuk perwujudan Tahun Pastoral Ekologi Integral tahun 2024.

Dalam kesempatan tersebut, Frans Teguh, menyampaikan beragam dukungan dan kolaborasi yang telah terjalin, serta rencana kolaborasi ke depannya. Di antaranya dukungan pelaksanaan event, perwujudan green event, pengelolaan sampah event, penghitungan dampak ekonomi dari gelaran event, pemberdayaan masyarakat, serta pendekatan holistik kebudayaan dalam pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif yang sejalan dengan semangat pastoral ekologi integral.

“Beragam kolaborasi baik yang telah terlaksana selama ini diharapkan untuk terus berlanjut. Kami akan secara optimal mendorong penyelenggaraan event di Floratama, termasuk yang bertema religi yang diinisiasi oleh Keuskupan Ruteng,” kata Frans dalam keterangannya yang diterima Tajukflores.com, Selasa (19/3).

“Perjalanan spiritual harus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari event bertema religi yang selama ini diselenggarakan, dengan tetap memperhatikan manfaat dan keterlibatan masyarakat secara luas,” imbuh Frans.

Baca Juga:

Frans juga menjelaskan rencana BPOLBF terkait pengembangan kawasan Parapuar dengan pendekatan budaya dan harmonisasi dengan lingkungan. Hal tersebut berpedoman pada filosofi Manggarai “Gendang One Lingko Peang” yang akan tertuang dalam masterplan pengembangan kawasan.

Filosofi ‘Gendang One Lingko Pe’ang’ berarti satu kesatuan utuh antara rumah sebagai tempat tinggal dan tanah adat (lingko) sebagai tanah garapan yang dikuasai sebagai hak milik dan diwariskan secara turun- temurun oleh nenek moyang’.

“Parapuar nantinya harus menjadi etalase produk pariwisata dan ekonomi kreatif Floratama, dengan pendekatan budaya dan ekologis yang holistik. Ini akan tertuang dalam koefisien bangunan, luas area yang akan dibangun, serta penghutanan kembal kawasan Parapuar,” imbuh Frans.

Sementara Uskup Ruteng, dalam kesempatan audiensi dengan jajaran BPOLBF, berharap adanya keterlibatan dan manfaat yang diterima masyarakat lokal terhadap pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif paska Labuan Bajo ditetapkan sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas.

“Melihat Labuan Bajo sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas ini sebenarnya menjadi peluang besar untuk masyarakat, kita coba memberi partisipasi kita melalui event Golo Koe sebagai perjalanan spiritual, kita bersama pemerintah dan segenap elemen menginisiasi event ini untuk meningkatkan pertumbuhan dan pengembangan Masyarakat yang lebih baik ke depannya,” ujar Uskup Sipri.

Uskup Sipri juga menambahkan tentang beragam program konkret yang sudah dijalankan dalam pengamalan tahun Ekologi Integral seperti program Kolekte Sampah, program penanaman pohon, program pemberdayaan masyarakat, serta pertanian organik.

“Terima kasih untuk dukungan dan partisipasi aktifnya selama ini. Harapannya, segala niat dan kolaborasi baik ini terus berlanjut ke aspek-aspek lainnya dan tentunya membawa manfaat bagi masyarakat luas, secara khusus di wilayah Keuskupan Ruteng” tukas Uskup Sipri.

Turut hadir dalam audiensi dengan Uskup Ruteng ialah Direktur Pemasaran BPOLBF, Raisa Lestari Niloperbowo, Kepala Divisi Pemasaran Mancanegara BPOLBF, Sesar Andriawan, serta staf BPOLBF.