Tajukflores.com – Kota mati ternyata tak hanya ada di luar negeri, tetapi ada juga di Indonesia. Ironisnya, kota mati tersebut dulunya sangat ramai.

Di Indonesia sedikitnya ada 5 kota mati. Adapun banyak sekali penyebab mengapa penduduk 5 kota mati di Indonesia ini meninggalkan kampung halaman mereka, satu di antaranya karena terletak di zona rawan bencana alam.

Lantas 5 kota mati mana saja yang sudah ditinggalkan lama oleh penduduknya? Berikut daftarnya;

1. Marina City Batam

Marina City Batam sendiri dibangun di dekat pelabuhan besar dan menjadi tempat persinggahan bagi orang-orang yang berasal dari Malaysia dan Singapura. Dulunya Marina City Batam pun dikenal sebagai tempat hiburan bagi orang-orang yang tinggal di kawasan Asia Tenggara.

Namun seiring berjalannya waktu, Marina City Batam pun sepi pengunjung, terlebih negara Singapura mulai pembangunan secara besar-besaran. Hal tersebut membuat Singapura menjadi tujuan wisata baru bagi orang-orang Asia Tenggara, sehingga Marina City Batam pun perlahan sepi bahkan tidak ada sama sekali pengunjung atau penduduk yang tinggal di tempat tersebut.

Kini yang tersisa hanya bangunan-bangunan kosong dengan cat yang sudah memudar dan mengelupas.

2. Blok Tarikolot, Majalengka

Pada tahun 2006 terjadi bencana longsor, hal tersebut membuat ratusan kepala keluarga di Desa tersebut meninggalkan pemukimannya di Blok Tarikolot. Akibat longsor tersebut banyak sekali rumah yang tertimbun tanah. Lalu 3 tahun kemudian Pemerintah merelokasi Blok Tarikolot ini.

Kemudian Blok Tarikolot pun ditetapkan sebagai zona merah bencana oleh Badan Geologi Kementerian ESDM.

3. Pondok Lembah Halimun, Sukabumi

Pondok Lembah Halimun yang berada di Sukabumi ini merupakan kompleks pemukiman yang mewah, namun sayangnya ditinggalkan oleh para penghuninya.

Nyaris selama 20 tahun Pondok Lembah Halimun ini tidak terawat karena ditinggalkan oleh pemiliknya. Sehingga penduduk sekitar menyebutnya sebagai kota mati.

4. Kompleks Perumahan Karawang Baru

Kompleks perumahan Karawang baru ini diketahui dimiliki oleh Tommy Soeharto. Namun sayangnya tahun 1998 pada saat orde baru tumbang, pengelolaan kompleks ini mengalami permasalahan terkait pembayaran pajak.

Sehingga hal tersebut membuat pemukiman itu ditinggalkan begitu saja. Kini kondisi kompleks tidak terawat dan terbengkalai sehingga orang-orang menjulukinya sebagai kota mati Tommy Soeharto.

5. Desa Simacem, Sumatera Utara

Desa Simacem di Sumatera Utara yang berjarak sekitar 3 km dari Gunung Sinabung ini pernah terbakar dan rata dengan tanah. Hal ini terjadi setelah desa tersebut diterjang oleh awan panas dari Gunung Sinabung pada tahun 2015 lalu.

Dulunya desa ini merupakan sentra penghasil sayur, karena memiliki lahan garapan yang subur. Desa Simacem kini merupakan kawasan zona merah rawan bencana.