Jakarta – Ketua Umum GRIB Jaya, Hercules Rosario Marshal, menyoroti dugaan keterlibatan oknum di Polda Sumatera Utara (Sumut), termasuk Kapolda Sumut Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto, dalam melindungi praktik ilegal seperti judi online, narkoba, dan tempat hiburan yang diduga menjadi pusat aktivitas terlarang.

GRIB Jaya menduga penangkapan terhadap salah satu anggotanya, Khairul Arifin (KA), di Jambi baru-baru ini sebagai upaya yang sengaja dilakukan untuk melemahkan organisasi mereka. KA ditangkap ketika sedang dalam perjalanan untuk menghadiri pelantikan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) GRIB Jambi.

Hercules menegaskan bahwa pihaknya tidak akan tinggal diam menghadapi tindakan yang ia anggap sebagai bentuk penzaliman terhadap GRIB Jaya.

“Kami yakin ada niat buruk di balik penangkapan ini. Jangan-jangan karena GRIB Jaya all out mendukung Pak Presiden terpilih, kami justru dizalimi. Ini harus dihentikan,” ujar Hercules dalam keterangannya kepada media, Jumat (8/11).

Hercules menyatakan adanya kejanggalan dalam penangkapan tersebut, terutama karena tidak ditemukan barang bukti pada KA. Lebih lagi, penangkapan dilakukan oleh Direktorat Kriminal Umum (Dirkrimum) dan bukan Direktorat Narkoba, meskipun KA disebut sebagai DPO narkoba.

“Kami mempertanyakan kenapa Direktorat Kriminal Umum yang melakukan penangkapan. Kalau memang dia DPO narkoba, seharusnya kasusnya ditangani oleh Direktorat Narkoba,” kata Hercules.

Ia juga menyoroti bahwa KA dapat melakukan perjalanan dari Medan ke Jakarta tanpa hambatan, yang menimbulkan pertanyaan jika benar ia berstatus DPO.

“Kalau memang DPO, bagaimana dia bisa terbang bebas dari Medan ke Jakarta lalu ke Jambi? Mengapa penangkapan baru terjadi setelah ia mengenakan atribut GRIB Jaya, dan dilakukan oleh Dirkrimum, bukan Dirnarkoba?” tambahnya.

Menurut informasi yang dihimpun, penangkapan KA merupakan pengembangan dari kasus narkoba di Lampung. Namun, polisi tidak menemukan barang bukti narkoba pada KA saat penangkapan di Jambi. GRIB Jaya mempertanyakan motif di balik penangkapan yang baru dilakukan setelah KA mengenakan atribut GRIB Jaya.

“Kami menyayangkan penangkapan ini. Katanya dia DPO hasil pengembangan dari Lampung, tetapi tidak ada bukti ditemukan saat penangkapan. Jika memang DPO, mengapa ia tidak ditangkap di Medan sebelum keberangkatannya? Ini sangat janggal,” tambah Hercules.

Selain menyoroti proses penangkapan, Hercules menyebut bahwa GRIB Jaya telah menerima informasi tentang keterlibatan oknum Polda Sumut dalam melindungi berbagai aktivitas ilegal di wilayah tersebut.

“Kami mendapatkan informasi bahwa Kapolda Sumut membekingi tempat hiburan top di Medan yang sangat-sangat kebal hukum dan sangat-sangat mengatur. Bahkan dari Polda hingga Polsek tunduk sama orang itu,” ungkap Hercules.

Hercules menegaskan pentingnya memberantas peredaran narkoba hingga ke akar-akarnya, termasuk dugaan keterlibatan oknum kepolisian yang melindungi kegiatan ilegal tersebut.

Ia juga menyebut bahwa kegiatan seperti kasino dan perjudian online di Sumut diduga dilindungi oleh oknum dari tingkat Polda hingga Polsek.

“Jika kepolisian ingin benar-benar bersih, Kapolda harus dicopot. Mengapa Kapolda enggan menindak tegas? Baru setelah Presiden kemarin marah dan menginstruksikan Kapolri, penangkapan mulai gencar dilakukan di Sumut,” ujar Hercules.

“Kami mendukung penegakan hukum terhadap anggota kami jika memang terbukti terlibat. Namun, jangan sampai Polda Sumut justru melindungi bandar narkoba dan perjudian online di wilayah tersebut,” pungkasnya.