Ruteng – Pengawas Pembuat Komitmen (PPK) Lapen Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Manggarai, Melkianus Muardi, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah menindaklanjuti laporan dari anggota DPRD Fraksi Demokrat, Largus Nala, terkait kerusakan jalan lapen di Segmen Golowoi-Meda dan Ponto-Ngancar, Kecamatan Cibal Barat.

Melki menjelaskan bahwa dirinya sudah memanggil kedua kontraktor yang bertanggung jawab atas proyek lapen tersebut.

“Pihak kontraktor dengan senang hati bersedia memperbaiki setiap titik yang mengalami kerusakan,” ujarnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa perbaikan di Segmen Golowoi-Meda sudah dilakukan pada masa pemeliharaan Juni lalu, namun beberapa bagian kembali rusak.

Meski demikian, kontraktor berkomitmen untuk memperbaikinya lagi sebelum batas waktu Final Hand Over (FHO) pada Desember mendatang.

“Besok kami bersama tim, termasuk konsultan, akan turun ke lokasi untuk memverifikasi titik-titik lapen yang rusak, termasuk di Ponto-Ngancar Wae Renca,” tambah Melki.

Ia juga telah meminta kontraktor untuk segera mulai mengangkut material guna mempercepat perbaikan.

“Kontraktor sudah siap untuk memperbaiki dan mengantisipasi kerusakan lebih lanjut, dan pekerjaan perbaikan akan dimulai dalam waktu dekat,” jelasnya.

Sebelumnya, anggota DPRD Kabupaten Manggarai mendesak Dinas Pekerjaan Umum (PU) untuk menolak Final Hand Over (FHO) atau serah terima akhir proyek lapisan penetrasi (Lapen) di Kecamatan Cibal Barat, sebelum kontraktor memperbaiki kerusakan yang terjadi.

Dua proyek Lapen yang dikerjakan pada tahun 2023 sudah mengalami kerusakan parah, meski masih dalam masa pemeliharaan.

Hal tersebut disampaikan oleh anggota DPRD Manggarai, Largus Nala atau Arlan Nala. Menurutnya, proyek yang dikerjakan di Jalur Golowoi-Meda, Desa Golowoi, dan Jalur Ponto-Ngancar, Desa Wae Renca, kini kondisinya memprihatinkan meski belum genap setahun sejak pengerjaan.

“Saya mendapat laporan dari warga bahwa ada yang jatuh saat melintas karena kondisi jalan. Warga di Meda dan Ponto-Ngancar sangat kecewa. Saya sudah turun ke lokasi, dan memang kondisinya sangat memprihatinkan,” kata Arlan Nala, Selasa (15/10/2024).

Arlan Nala menambahkan, proyek yang dikerjakan menggunakan uang negara seharusnya memberikan manfaat bagi masyarakat, terutama dalam mempermudah akses transportasi. Namun, ia menilai proyek tersebut tidak memenuhi harapan karena kualitas pengerjaan yang buruk.