Tajukflores.com – Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP), Djarot Saiful Hidayat, menyatakan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mencetak sejarah baru di Indonesia. Menurut Djarot, Jokowi adalah Kepala Negara aktif pertama yang menyiapkan anak dan menantunya untuk terlibat aktif dalam kancah politik Indonesia.

Djarot menyoroti bahwa anak sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, saat ini menjabat sebagai Wali Kota Surakarta sekaligus Wakil Presiden terpilih untuk periode 2024-2029.

Selain itu, menantunya, Bobby Nasution, yang kini menjabat sebagai Wali Kota Medan, tengah bersiap untuk maju sebagai bakal calon gubernur di Pilkada Sumatra Utara.

Putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), digadang-gadang akan maju di Pilkada Jakarta atau Jawa Tengah.

Baca Juga:  Hasil Pertandingan Vietnam vs Indonesia: Skor 0-3, Garuda Pesta Gol, Ucapan STY Terbukti!

“Sejarah perpolitikan yang perlu kita catat bersama, sejak masa Pak Jokowi inilah anak-anak dan menantu, sama keluarga terdekatnya itu terlibat aktif di dalam politik. Sejak Bung Karno, Pak Harto, Habibie, Gus Dur, Bu Mega, Pak SBY, baru kali ini. Mulai dari anaknya, menantunya, mungkin cucunya, mungkin saudaranya akan disiapkan,” kata Djarot di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (11/7).

Menurut Djarot, meskipun tindakan Presiden Jokowi tidak melanggar aturan, namun dianggap menabrak etika dalam berpolitik.

Baca Juga:  Politikus Nasdem Sindir Mahfud MD, Harusnya Mundur Sejak Jadi Cawapres!

“Di dalam demokrasi prosedural oke, tapi di dalam demokrasi dalam politik itu ada etika dan moral. Sepanjang itu memenuhi aturan, silakan. Tapi begitu aturan itu direkayasa, menurut saya, ini cacat etika, cacat moral,” ujarnya.

Terkait dengan dukungan koalisi besar yang diberikan kepada Bobby Nasution di Pilkada Sumatra Utara, Djarot menegaskan bahwa hal tersebut bukan jaminan untuk meraih kemenangan dalam pesta demokrasi.

“Jangan punya persepsi bahwa seseorang yang didukung dengan koalisi gajah itu pasti menang, no. Di pilkada itu yang bertarung, yang berlaga, yang bertanding itu adalah figur, orang,” tegas Djarot.