Pada Bilateral Meeting yang berlangsung di Kantor Japan Tourism Agency, Jepang, pada Senin (4/3), Menparekraf Sandiaga menyampaikan kagumnya terhadap pendekatan Jepang dalam mengelola event berskala internasional seperti Olimpiade dan konser Taylor Swift.
Dia juga mengapresiasi praktik outbond berkualitas, implementasi green tourism, dan pendekatan community-based tourism yang diterapkan oleh Jepang.
“Indonesia dapat belajar banyak dari Jepang, terutama dalam hal promosi produk-produk unggulan melalui skema ‘satu desa, satu produk’ yang dipromosikan oleh JETRO (Japan External Trade Organization),” ujar Sandiaga, seperti dikutip Tajukflores.com dari siaran pers, Rabu (6/3).
Sandiaga juga menekankan upaya promosi destinasi unggulan di luar Bali, seperti Labuan Bajo dan Yogyakarta, untuk meningkatkan distribusi kunjungan wisatawan ke berbagai daerah di Indonesia.
Jepang sendiri telah menjadi salah satu kontributor utama kunjungan wisatawan ke Indonesia, dengan lebih dari 220 ribu kunjungan pada tahun 2023.
Menparekraf memproyeksikan bahwa jumlah wisatawan asal Jepang pada tahun 2024 akan meningkat menjadi 500 ribu kunjungan. Untuk mencapai target tersebut, kerja sama dengan Japan Tourism Agency dianggap penting.
“Tentunya, kerja sama antara Indonesia dan Jepang perlu diperkuat dengan kerangka kerja sama formal seperti MoC (Memorandum of Cooperation) atau MoU (Memorandum of Understanding), yang akan memberikan manfaat bagi kedua belah pihak,” tambah Sandiaga.
Dalam kerja sama tersebut, ruang lingkup kolaborasi antara Indonesia dan Jepang meliputi berbagi praktik terbaik terkait penyelenggaraan event, pengembangan SDM di bidang hospitality dan pariwisata, serta peningkatan konektivitas antar kedua negara.
Menanggapi inisiatif Menparekraf Sandiaga, Komisaris Japan Tourism Agency, Ichiro Takahashi, menyambut baik ide untuk segera membentuk MoC/MoU. Ichiro menilai SDM Indonesia memiliki potensi yang luar biasa, dan hal ini dapat menjadi landasan kerja sama di masa mendatang, terutama mengingat banyaknya WNI yang telah bekerja di sektor hospitality di Jepang.
“Jepang juga tertarik untuk belajar dari pengalaman Indonesia, seperti halnya pada penyelenggaraan acara G20 2022 yang membahas Community Based Tourism,” ungkap Ichiro.
Dengan demikian, kerja sama antara Indonesia dan Jepang dalam sektor pariwisata diharapkan dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi kedua negara dan membuka peluang baru dalam pengembangan industri pariwisata di Asia Tenggara.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.