Jakarta – Kasus bullying yang melibatkan Legolas Rompies, anak dari presenter Vincet Rompies, dan sejumlah anak dari figur publik lainnya di Binus School Serpong, telah menimbulkan kehebohan di tengah masyarakat. Insiden ini menjadi bukti bahwa masalah perundungan masih merajalela, bahkan di institusi pendidikan yang dianggap memiliki sistem terbaik.

Pakar kesehatan mental, Imaduddin Hamzah, menyoroti fokus pendidikan intelektual yang terlalu dominan dibandingkan pendidikan mental dan karakter, menjadi salah satu faktor pemicu.

Dalam wawancara dengan Pro3 RRI, Hamzah mengungkapkan keprihatinannya.

“Sekolah-sekolah berfokus pada pendidikan intelektual bukan pada pendidikan mental dan karakter. Sehingga terjadi hal seperti ini (perundungan),” ujarnya.

Hamzah menekankan pentingnya nilai-nilai seperti toleransi, saling menghormati, dan menghargai sesama. Tanpa landasan tersebut, prestasi akademis semata tidak cukup mencegah tindak perundungan.

“Bagaimana cara toleransi, menghargai, dan menghormati bila ada teman yang cupu?” tanyanya.

Hamzah juga mengingatkan bahwa agresivitas adalah bagian alami remaja. Energi besar mereka perlu diarahkan secara positif melalui pendidikan karakter.

“Energi itu bisa saja dipengaruhi arahnya oleh kelompok,” lanjutnya.

Pernyataan Hamzah didukung oleh data Asesmen Nasional 2021 yang menunjukkan 24,4% siswa berpotensi mengalami perundungan. Ini menandakan pentingnya aksi nyata.

Diketahui, kasus bullying yang menyeret anak Vincent Rompies di Binus School ini terungkap setelah orangtua korban mengungkapkan pengalaman traumatis anaknya di media sosial.

Mama Allena, ibu korban, melalui akun media sosialnya, menceritakan dengan detail kekerasan yang dialami anaknya di sekolah.

Menurut curhatan Mama Allena, anaknya telah menjadi korban kekerasan fisik dan verbal yang dilakukan oleh sekelompok senior di Binus School Serpong. Sang anak dianiaya dengan cara yang keji, termasuk dipukul, dicekik, dan bahkan dibakar menggunakan korek api.

Kini, korban sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit setelah mendapat perawatan medis. Namun, baik polisi maupun keluarga korban belum mengungkapkan identitas korban secara terbuka.

Meskipun begitu, kejadian ini telah menimbulkan reaksi keras dari masyarakat luas, terutama di media sosial. Banyak warganet yang mengecam keras tindakan perundungan dan menuntut tindakan tegas dari pihak berwenang.