Jakarta – Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) menyatakan bahwa seleksi atau rekrutmen 2,3 juta Aparatur Sipil Negara (ASN) pada 2024 difokuskan untuk mencari para talenta digital. Hal ini dilakukan guna menunjang proses digitalisasi birokrasi yang tengah dilakukan pemerintah saat ini.

“Jadi sekarang tentu saja kami ingin mendapatkan talenta-talenta digital ya. Jadi dari 2,3 (juta formasi) ASN yang telah diumumkan oleh Bapak Presiden itu,” kata Sekretaris Kementerian PANRB Rini Widyantini mewakili Menteri PANRB di sela acara Taspen Day dengan tema ‘Muda Berkarya Tua Bahagia Bersama Taspen’ di Jakarta, Selasa, 16 Januari 2024.

Secara rinci, tahun ini pemerintah membuka lowongan untuk Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) sebanyak 2.302.543 formasi.

Total kuota tersebut meliputi penerimaan di instansi pusat sebanyak 420.183 formasi, sekolah kedinasan 6.027 formasi, serta penerimaan di instansi daerah 1.867.333 formasi.

Dalam sambutannya, Rini mengatakan bahwa seleksi ASN 2024 juga diarahkan untuk menunjang keberlanjutan reformasi birokrasi pemerintah.

Dengan banyaknya talenta digital yang bekerja di instansi pemerintah, diharapkan mampu menjawab beberapa tantangan ketenagakerjaan karena adanya revolusi industri 4.0 saat ini.

“Reformasi birokrasi itu, atau anak-anak yang melaksanakan birokrasi itu merupakan engine of development gitu ya. Jadi kita lah semuanya adalah engine (mesin) dari pembangunan. Itulah kenapa reformasi sangat diperlukan,” katanya.

Rini menyampaikan instansi-instansi pemerintah akan didominasi oleh generasi muda. Untuk itu, ada beberapa kemampuan (skill) yang harus dimiliki oleh generasi muda yang ingin menjadi ASN.

Kemampuan pertama adalah kemampuan untuk berpikir kreatif, termasuk mengonsep ide, mempunyai kemampuan desain dan visual, dan inovatif.

“Kita butuh anak-anak yang memang penuh ide, bagaimana kemampuan desain dan virtual, kemampuan berkomunikasi dan sebagainya,” tuturnya.

Kemampuan kedua adalah kemampuan teknologi, yaitu memahami penggunaan perangkat lunak (software), bahasa pemograman hingga kemampuan menganalisa data.

Kemampuan ketiga adalah kemampuan komunikasi, yang mencakup berbicara, menulis, mendengarkan, hingga bernegosiasi.

Kemampuan keempat adalah kemampuan manajemen dan kepemimpinan, seperti kemampuan manajerial hingga pengambilan keputusan.

Dengan memiliki kemampuan-kemampuan tersebut, generasi muda diharapkan dapat menjadi ASN yang profesional dan dapat menunjang proses digitalisasi birokrasi di Indonesia.

“Karena reformasi birokrasi itu, atau anak-anak yang melaksanakan birokrasi itu merupakan engine of development gitu ya. Jadi kita lah semuanya adalah engine (mesin) dari pembangunan. Itulah kenapa reformasi sangat diperlukan,” pungkasnya.