Jakarta – Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) Verrel Uziel angkat bicara terkait unggahan BEM UI di Instagram yang mengkritik tindakan TNI di Papua. Unggahan tersebut viral dan menuai respon dari beberapa anggota TNI, salah satunya dengan menantang BEM UI untuk KKN di Papua.
Verrel menjelaskan bahwa tujuan BEM UI mengunggah kritik tersebut adalah untuk menyuarakan suara rakyat Papua terkait dugaan pelanggaran HAM yang terjadi di sana.
Menurutnya, sebagai bagian dari NKRI, sudah semestinya aparat negara bertindak sesuai hukum dan tidak melakukan kekerasan terhadap warga sipil.
“Seorang warga sipil yang dianiaya dalam video tersebut pada akhirnya dilepaskan karena tidak terbukti bagian dari gerakan separatis. NKRI sebagai negara hukum sudah semestinya tindak tanduk berpedoman pada hukum yang berlaku,” kata Verrel dikutip dari Instastorynya, Jumat (5/4).
“Masyarakat sipil tak jarang menjadi korban salah sasaran dan prajurit pun menjadi korban atas konflik berkepanjangan ini,” sambungnya.
Verrel menyayangkan respon anti-kritik dari beberapa oknum TNI dan komentar-komentar yang masuk ke akun BEM UI dan akun media sosial pribadinya.
Dia melihat banyak ancaman, intimidasi, dan kekerasan verbal yang terjadi. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada oknum aparat yang anti-kritik dan melanggengkan kekerasan.
“Sangat banyak ancaman, intimidasi. Sangat banyak oknum aparat yang anti-kritik dan melanggengkan kekerasan. Lebih parah, sangat banyak yang akhirnya melakukan kekerasan seksual secara verbal pada fungsionaris UI. Baiknya sama-sama introspeksi dan berbenah,” kata Verrel.
Verrel mengajak semua pihak untuk introspeksi dan berbenah diri. Dia berharap situasi ini dapat menjadi momentum untuk memperbaiki keadaan dan menyelesaikan masalah di Papua dengan cara yang lebih baik.
Sebelumnya, BEM UI dalam unggahannya di Instagram menyoroti dugaan kasus kekerasan yang dilakukan oknum TNI pada seorang warga sipil di Papua.
Unggahan tersebut disertai video dan fakta-fakta kekerasan di Papua yang terjadi dalam tiga tahun terakhir.
BEM UI juga meminta pemerintah fokus untuk menangani masalah pelanggaran HAM dan memastikan proses hukum yang adil dan transparan.
Unggahan BEM UI tersebut menuai respon dari beberapa anggota TNI yang merasa keberatan dan menantang BEM UI untuk KKN di Papua.
Salah satu akun TikTok yang diduga milik anggota TNI bahkan berjanji akan menyumbangkan gajinya seumur hidup jika BEM UI bersedia KKN di wilayah KKB.
Saat ini, unggahan BEM UI terkait TNI di akun Instagramnya sudah dihapus, demikian juga tantangan yang diungkapkan akun TikTok tersebut.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.