Labuan Bajo – Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Manggarai Barat (Mabar) menyebut kematian ibu muda bernama Elda di Dusun Nggilat, Macang Pacar diduga akibat dianiaya suaminya, Ardus.
Kasat Reskrim Polres Manggarai Barat, AKP Lufthi Aditya, menjelaskan bahwa dari hasil autopsi yang dilakukan oleh tim forensik, ditemukan indikasi kuat bahwa korban Elda sudah meninggal sebelum posisinya digantung.
Berbeda dengan keterangan polisi, menurut keterangan yang diberikan oleh penasihat hukum Ardus, Frido Sanir, peristiwa tragis yang terjadi pada 3 Oktober 2024 tersebut bermula dari percekcokan rumah tangga terkait masalah pinjaman uang.
Menurut Frido Sanir, pada pagi hari tanggal 3 Oktober, sekitar pukul 08.40 Wita, terjadi pertengkaran antara Ardus dan Elda setelah Elda berbicara dengan ayahnya, Ardianus Jehadun, melalui telepon.
Pertengkaran ini dipicu oleh permintaan pinjaman uang sebesar Rp2 juta yang diajukan oleh Elda melalui ayahnya.
Ardus merasa terbebani dengan bunga pinjaman yang dinilai terlalu tinggi, sebesar 10%, dan meminta Elda agar menghubungi ayahnya untuk membatalkan pinjaman tersebut.
“Percekcokan ini memuncak ketika Ardus, menurut keterangannya, menempeleng Elda satu kali di pipi kiri. Setelah itu, Elda marah dan mengambil pisau dari dapur,” ujar Frido Sanir dalam keterangannya kepada media, dikutip pada Kamis (24/10).
Elda Mencoba Menyerang Ardus dengan Pisau
Setelah menerima tamparan, Elda dikatakan mengambil pisau dapur dan mencoba menyerang Ardus. Namun, Ardus berhasil menghindar dan segera berlari keluar rumah menuju rumah tetangga yang berjarak sekitar 60 meter.
Ardus meninggalkan anak mereka, Auriel yang berusia tiga tahun, di tempat kejadian saat ia melarikan diri.
Sekitar dua jam setelah kejadian, Ardus kembali ke rumah untuk mengajak Auriel pergi memetik mente di kebun.
Setibanya di rumah, Ardus mendapati pintu depan terkunci dari dalam, namun ia berhasil masuk melalui pintu dapur.
Ardus sangat terkejut saat menemukan istrinya sudah tergantung di dalam rumah menggunakan kain batik.
“Melihat Elda tergantung, Ardus langsung berteriak dan menangis. Ia memeluk tubuh Elda yang tergantung sambil berteriak meminta pertolongan. Tetangga, Hilarius Hence dan Edeltrudis Hartati, segera datang membantu Ardus menurunkan tubuh Elda,” kata Frido.
Upaya Menurunkan Elda dan Luka yang Ditemukan
Dengan bantuan Hilarius, Ardus menopang tubuh Elda sementara kain batik yang digunakan untuk menggantung dilepaskan.
Setelah tubuh Elda diturunkan, Ardus mengatakan bahwa ia melihat ada luka-luka di bagian kaki, tangan, dan perut Elda yang membuatnya bingung. Ardus kemudian menutup luka-luka tersebut dengan kain.
“Setelah kami wawancara klien kami tanggal 23 Oktober 2024 di Unit Pidum Polres Manggarai Barat, dia mengatakan saat Elda dibaringkan, terlihat ada luka jaritan di bagian kaki, tangan dan di bagian perut. Lalu dia menutupnya pakai kain. Dan dia bingung kenapa sampai ada luka,” ungkap Frido.
Sekitar pukul 11.00 Wita, orang tua Ardus, Levi Yohanes Juang dan Erifatima Nur, tiba di tempat kejadian dari kebun mereka.
Pada waktu yang bersamaan, ayah Elda, Ardianus Jehadun, tiba di lokasi dan langsung mengevakuasi tubuh Elda ke rumah duka di Nggorang, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.