Tajukflores.com – Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengimbau kapal wisata untuk menunda berlayar ke Taman Nasional Komodo (TNK) dan sekitarnya. Imbauan ini berlaku sejak tanggal 24-28 Januari 2024.

Imbauan ini dikeluarkan menyusul adanya potensi cuaca ekstrem yang diprakirakan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Menurut BMKG, terdapat potensi gelombang tinggi di atas 2 meter dengan kecepatan angin 27 knot.

Demi keamanan dan keselamatan berlayar, KSOP Labuan Bajo mengimbau kapal-kapal wisata untuk menunda berlayar ke TNK dan sekitarnya. Untuk sementara waktu, KSOP Labuan Bajo hanya akan memberikan surat persetujuan berlayar dengan tujuan Pulau Rinca.

“Diberitahuan kepada pemilik atau nahkoda kapal-kapal yang akan berlayar di perairan Taman Nasional Komodo, demi keamanan dan keselamatan berlayar dengan ini Syahbandar untuk sementara waktu tidak memberikan izin untuk berlayar di perairan Taman Nasional Komodo dan sekitarnya,” tulis Syahbandar dalam notice to mariners (NTM) atau pemberitahuan, dikutip Tajukflores.com, Rabu 24 Januari 2024.

Kepala KSOP Kelas III Labuan Bajo, Stephanus Risdiyanto mengatakan, pemberitahuan ini dapat ditinjau kembali sesuai perkembangan pantauan cuaca dan kondisi perairan di sekitar wilayah Labuan Bajo.

“Hari ini ajakan keluar NTM yang update. Sementara begitu, sambil melihat perkembangan cuaca” katanya kepada Tajukflores.com.

21 Kabupaten Potensi Cuaca Ekstrem

Di sisi lain, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat di 21 kabupaten di Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang terjadi pada periode 23 hingga 28 Januari 2024.

Potensi cuaca ekstrem ini disebabkan oleh adanya bibit siklon tropis 99S di Daratan Australia bagian Utara yang membentuk daerah belokan dan pertemuan angin di wilayah NTT.

Potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi di NTT antara lain hujan lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan puting beliung.

Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, Sti Nenotek, menjelaskan bahwa kondisi dinamika atmosfer saat ini menunjukkan suhu permukaan laut yang hangat dan kelembaban yang cukup basah di tiap lapisan atmosfer.

Hal ini mengindikasikan pasokan uap air di wilayah NTT cukup signifikan yang mendukung terjadinya peningkatan pertumbuhan awan hujan yang cukup intens.

“Itulah yang menyebabkan NTT berpotensi hujan ringan hingga lebat, lalu disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat dalam sepekan ke depan,” kata Sti.

Ia berharap masyarakat dapat waspada terhadap potensi cuaca ekstrem saat ini.

Bagi masyarakat yang tinggal di wilayah dengan topografi curam atau tebing, Sti mengimbau agar mewaspadai ancaman longsor dan banjir bandang saat terjadi hujan dengan durasi panjang.

“Jangan panik, tapi harus waspada dan pantau informasi peringatan dini dari BMKG,” kata Sti.