Jakarta – Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) bekerja sama dengan PT Bank Central Asia (BCA) Tbk telah menegaskan komitmennya untuk mendukung pengembangan kawasan Marina Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dukungan ini berupa fasilitas pembiayaan dan jaminan kredit (blended financing) senilai Rp1,05 triliun yang diberikan kepada PT Indonesia Ferry Properti (IFPRO).

Dalam proyek ini, LPEI berperan sebagai Joint Mandated Lead Arrangers and Bookrunners (JMLAB) bersama BCA untuk pertama kalinya. IFPRO, anak perusahaan dari PT ASDP Indonesia Ferry dan PT PP (Persero) Tbk, menjadi penggerak proyek khusus destinasi pariwisata super prioritas di Labuan Bajo.

Fasilitas yang diberikan akan digunakan untuk berbagai inisiatif, termasuk pembangunan Hotel Meruorah, area komersial, dan proyek baru seperti hotel kelas menengah, zona komersial tambahan, serta pembangunan dermaga dan Marina.

Direktur Pelaksana Bidang Pengembangan Bisnis LPEI, Maqin U. Norhadi, menjelaskan bahwa langkah ini adalah bukti nyata dari dukungan pemerintah melalui Kementerian Keuangan untuk membangun ekspor Indonesia, terutama yang berbasis pariwisata.

Kawasan Marina Labuan Bajo memiliki potensi dampak pembangunan yang tinggi, terutama dalam peningkatan pendapatan devisa dari wisatawan mancanegara serta memberikan dampak positif terhadap industri terkait, terutama pelaku UMKM di kawasan tersebut.

“Kawasan Marina Labuan Bajo memiliki potensi developmental impact yang tinggi, terutama kontribusi dalam peningkatan devisa dari para wisatawan mancanegara serta memberikan multiplier effect terhadap industri terkait, khususnya pelaku UMKM yang berada di kawasan tersebut,” kata Maqin dalam keterangan pers, Rabu, 20 Desember 2023.

“Kehadiran negara sangat terlihat di Labuan Bajo dengan pembangunan yang cepat. Dulu hanya ada satu hotel dengan pelayanan baik, kini telah hadir 6 hotel bertaraf internasional. Ekosistem Manggarai Barat telah berubah dan berkembang ke arah yang lebih baik. Ini adalah bentuk nyata dukungan negara dengan tujuan yang luhur,” tambah Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry, Ira Puspadewi.

VP Corporate Banking Group BCA, Rudy Kurniawan, menyatakan bahwa pihaknya selalu berkomitmen untuk mendukung pembiayaan pengembangan destinasi pariwisata dalam negeri.

“Kami berharap kredit yang kami salurkan dapat mendorong pertumbuhan pariwisata dan ekonomi Indonesia, khususnya di wilayah Nusa Tenggara Timur,” ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Indonesia Ferry Properti Ferry Snyders menyampaikan, dengan terlaksananya penandatanganan perjanjian kredit ini, selain dapat memperbaiki struktur pendanaan dari IFPRO sendiri, juga sangat mendukung pengembangan Kawasan Terpadu Marina Labuan Bajo.

“Serta meningkatkan daya tarik wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara, untuk datang ke Labuan Bajo,” tuturnya.

Pembiayaan dan penjaminan kredit ini adalah bagian dari tugas khusus yang diberikan kepada LPEI untuk menyediakan pembiayaan ekspor, terutama dalam mendukung Destinasi Pariwisata Super Prioritas, sebuah inisiatif dari Kementerian BUMN.

Lebih lanjut, Penugasan Khusus untuk Pengembangan Infrastruktur Marina dan Penunjang Pariwisata pada Destinasi Pariwisata Super Prioritas diterbitkan melalui Keputusan Menteri Keuangan (KMK) No. 272/KMK.08/2022 pada tanggal 5 Juli 2022.

Total dana Penugasan Khusus Ekspor (PKE) sebesar Rp8,7 triliun juga telah dialokasikan untuk berbagai program PKE, termasuk PKE Pariwisata Mandalika, PKE UKM, PKE Alat Transportasi, dan lainnya. Hingga 30 November 2023, total akumulasi penyaluran PKE mencapai Rp12,96 triliun, meliputi 80 produk ekspor dan lebih dari 100 negara tujuan ekspor.

Sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan RI, LPEI berkomitmen untuk terus mendukung proyek-proyek strategis ini guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, terutama dalam sektor pariwisata, dan menciptakan peluang baru bagi pelaku bisnis di Indonesia.

LPEI akan terus berkolaborasi dengan ekosistem ekspor, khususnya dengan lembaga keuangan seperti BCA, untuk memberikan daya saing kepada para pelaku usaha agar terus tumbuh dan berkembang, serta meningkatkan penerimaan devisa negara.