Labuan Bajo – Calon bupati dan wakil bupati Manggarai Barat (Mabar) nomor urut 1, Mario Pranda dan Richard Sontani, yang dikenal sebagai Mario-Richard, telah memaparkan visi dan misi mereka pada debat pertama cabup 2024 yang berlangsung di Aula Gedung Arnold Janssen Hall, Labuan Bajo.

Dalam penyampaian tersebut, Mario Pranda menekankan pentingnya Pilkada sebagai sarana yang bermartabat dan konstitusional untuk mengevaluasi jalannya pemerintahan dan menggantikan kepemimpinan yang dinilai gagal.

Ia mengungkapkan bahwa kehadiran mereka berdua adalah sebagai antitesa terhadap kondisi sosial, ekonomi, serta tata kelola pemerintahan di Mabar yang dinilai belum berpihak pada mayoritas masyarakat, termasuk petani, nelayan, masyarakat adat, generasi muda, dan penyandang disabilitas.

“Hal ini dapat dilihat dari fakta bahwa penyumbang angka kemiskinan tertinggi ada di Kecamatan Lembor, di mana mayoritas penduduknya adalah petani, sementara Lembor sendiri merupakan lumbung padi Manggarai Barat,” jelas Mario.

Mario kemudian memaparkan visi mereka untuk “Mewujudkan Manggarai Barat, Menyala, Maju, Hebat, dan Bermartabat.” Visi ini menegaskan gerakan transformasi Mabar menuju perbaikan di semua aspek dengan tujuan menjadikan Mabar sebagai destinasi wisata kelas dunia.

Dalam penjelasannya, Mario menguraikan lima gerakan transformasi yang akan menjadi komitmen mereka:

  1. Bidang Sosial: Memastikan Mabar menjadi daerah yang cerdas, sehat, dan berbudaya.
  2. Bidang Ekonomi: Mendorong perekonomian Mabar agar maju dan unggul dengan perhatian pada petani, nelayan, pelaku UMKM, dan pariwisata.
  3. Bidang Infrastruktur: Membangun Manggarai Barat tanpa ketimpangan dan ketertinggalan.
  4. Bidang Pemerintahan: Menyediakan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi, dan nepotisme.
  5. Transformasi Desa: Mewujudkan desa sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, di mana desa membangun Mabar dan Mabar membangun desa.

Mario menegaskan bahwa untuk mencapai visi dan misi tersebut, terdapat tiga kunci utama, yaitu program prioritas daerah, program unggulan daerah, dan program strategis daerah.

Ia menjelaskan bahwa mereka akan membangun lima destinasi unggulan yang mampu meningkatkan daya tarik dan lama tinggal wisatawan, dengan memperhatikan tiga aspek penting: atraksi, amenitas, dan aksesibilitas.

Selain itu, keduanya akan mengembangkan wisata adat, budaya, dan desa dengan memperhatikan kesejahteraan masyarakat. Program unggulan yang ditawarkan mencakup Mabar sebagai lumbung pangan serta mendorong program “satu desa satu produk unggulan.”

Mario-Richard juga berkomitmen untuk memberikan bantuan keuangan kepada desa produktif dan berprestasi berdasarkan indeks kemandirian, dengan anggaran sebesar 100 juta per desa.

Program prioritas daerah meliputi pembangunan pasar rakyat, hilirisasi produk pertanian, peternakan, dan perikanan.

“Juga akan mempermudah akses pupuk dan bibit bagi petani,” tambahnya.

Selain itu, mereka berencana memberdayakan dan mendampingi pemuda lokal serta berbagai komunitas seperti komunitas hobi, olahraga, penyandang disabilitas, dan komunitas budaya sebagai entrepreneur.

Mario menutup penyampaian visi dan misi mereka dengan menyatakan komitmen untuk mempermudah layanan administrasi kependudukan yang cukup dilakukan di tingkat kecamatan, tanpa harus ke kabupaten.