Labuan Bajo – Festival Mai Hang! Food Festival yang digelar oleh Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) sukses menyedot ribuan pengunjung di Taman Plaza Marina, Kota Labuan Bajo, pada Sabtu (14/12).

Berdasarkan pantauan Tajukflores.com pada Sabtu malam, tampak wisatawan berbondong-bondong memadati lokasi acara.

Festival ini melibatkan 32 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dari Kabupaten Manggarai Barat dan Manggarai.

Pengunjung terlihat antusias menikmati kuliner lokal sambil duduk lesehan menyaksikan pertunjukan musik yang dibawakan oleh para artis lokal.

Memperkenalkan Gastronomi Lokal

Plt. Direktur Utama BPOLBF, Frans Teguh, menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan kekayaan gastronomi lokal kepada wisatawan.

Hal ini penting karena makanan lokal merupakan salah satu ciri khas yang memperkuat daya tarik sebuah destinasi.

“Ini momentum yang bagus untuk kita angkat kepedulian dan semangat masyarakat, terutama pelaku UMKM, ibu-ibu, atau anak muda yang sedang gemar memasak. Diharapkan kegiatan ini menjadi wadah mereka untuk mempromosikan produk kuliner lokal,” ujar Frans, Sabtu malam.

Frans menambahkan bahwa meskipun festival ini belum sepenuhnya menampilkan semua produk kuliner lokal, sudah ada beberapa hidangan khas Manggarai yang dikemas dan diolah dengan baik.

Event ini juga menjadi ajang promosi agar wisatawan lebih mudah mencicipi dan menikmati kuliner lokal.

“Jangan lupa, kuliner adalah salah satu ikon penting dalam daya tarik sebuah destinasi,” tegasnya.

Kolaborasi dan E-Magazine Gastronomi

Mai Hang! Food Festival diselenggarakan berkat kolaborasi antara BPOLBF dan Kementerian Pariwisata. Festival ini juga merupakan kelanjutan dari peluncuran E-Magazine Gastronomi Lokal Labuan Bajo Flores yang bertepatan dengan Hari Pariwisata Dunia 2024.

E-Magazine tersebut menampilkan galeri foto dan narasi dalam bahasa Indonesia dan Inggris yang mempromosikan 10 kuliner khas Labuan Bajo Flores.

Hidangan tersebut antara lain Bobo, Rebok, Kopi Tuk, Songkol, Latung Bombo, Nuru Cuing, Kolo, Lenco, Serabe, Lomak, dan Baru Ikan.

Frans memperkirakan perputaran uang selama festival ini mencapai sekitar Rp45 juta hingga Rp50 juta dengan jumlah pengunjung lebih dari 1.500 orang.

“Belum ada angka spesifik, tapi jika melihat pengalaman sebelumnya, rata-rata pengeluaran satu orang berkisar Rp30-50 ribu. Jadi, estimasi totalnya sekitar Rp45-50 juta,” paparnya.

Para pengunjung festival ini terdiri dari warga lokal, wisatawan nusantara, hingga wisatawan mancanegara.