Jakarta – Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Kamala Harris, kini menjadi nominasi calon presiden dari Partai Demokrat AS 2024 untuk menantang Donald Trump. Hal ini terjadi setelah keputusan mengejutkan Joe Biden untuk tidak mencalonkan diri kembali ke Gedung Putih.

Dalam cuitan di akun Twitternya beberapa menit setelah keputusannya untuk mundur, Biden menyatakan bahwa memilih Harris sebagai wakilnya selama masa jabatannya adalah “keputusan terbaik yang pernah saya buat.”

“Hari ini saya ingin memberikan dukungan penuh dan dukungan saya agar Kamala menjadi calon partai kita tahun ini. Demokrat, saatnya bersatu dan mengalahkan Trump,” kata Biden seperti diberitakan The Guardian.

Dikutip dari laman Gedung Putih, Kamala Devi Harris, yang berusia 59 tahun, lahir pada 20 Oktober 1964 di Oakland, California, Amerika Serikat.

Sebagai putri imigran, ia tumbuh dikelilingi oleh komunitas yang beragam dan keluarga besar yang penuh kasih.

Ia dan saudara perempuannya, Maya, terinspirasi oleh ibu mereka, Shyamala Gopalan, seorang ilmuwan kanker payudara dan pelopor yang datang ke Amerika Serikat dari India pada usia 19 tahun dan menerima gelar doktornya pada tahun yang sama saat Kamala lahir.

Kamala pernah menjabat sebagai Jaksa Distrik San Francisco dan Jaksa Agung California, hingga akhirnya menjabat sebagai Senator Amerika Serikat.

Kamala Harris dilantik sebagai Wakil Presiden pada 20 Januari 2021, menjadi wanita pertama, warga Amerika kulit hitam pertama, dan warga Amerika Asia Selatan pertama yang terpilih untuk jabatan ini.

Melalui akun Instagram pribadinya, Kamala menyampaikan rasa terima kasih kepada Joe Biden atas kepemimpinannya yang luar biasa sebagai Presiden Amerika Serikat dan atas puluhan tahun pengabdiannya bagi Amerika Serikat.

Kamala merasa terhormat atas dukungan Presiden Biden terhadap pencalonannya sebagai presiden dari Partai Demokrat. Ia pun bertekad memenangkan pemilihan presiden AS ini.

“Saya akan melakukan segala daya saya untuk menyatukan Partai Demokrat,” ucapnya. “Dan menyatukan bangsa kita untuk mengalahkan Donald Trump dan agenda ekstremnya, Project 2025,” kata Kamala.

Kamala berharap dukungan rakyat AS dalam pemilihan presiden ini.

“Kita punya 107 hari hingga hari pemilihan. Bersama-sama, kita akan berjuang dan bersama-sama, kita akan menang,” ujarnya.