Tajukflores.com – Irak memiliki salah satu komunitas Kristen tertua dan terus berlanjut di dunia. Kekristenan diyakini masuk ke Irak pada abad pertama Masehi oleh Santo Tomas Rasul.
Banyak tempat penting dalam Alkitab terletak di Irak, seperti Taman Eden yang dipercayai berada di antara Sungai Tigris dan Efrat, serta kota-kota seperti Ur, Babel, dan Niniveh.
Pada tahun 1990, jumlah orang Kristen di Irak diperkirakan lebih dari 1 juta. Namun, sejak saat itu, jumlah tersebut turun secara drastis akibat Perang Teluk, ketidakstabilan politik pasca-invasi oleh AS dan Inggris pada tahun 2003, dan konflik lebih lanjut termasuk dengan Negara Islam.
Menurut para pemimpin Kristen serta laporan LSM dan media, kurang dari 250.000 orang Kristen yang tersisa di negara ini, turun dari perkiraan sebelum tahun 2003 yang mencapai 1,5 juta.
Sekitar 67 persen orang Kristen adalah Katolik Kasdim (sebuah ritus timur Gereja Katolik Roma), dan hampir 20 persennya adalah anggota Gereja Asyur di Timur.
Para pemimpin komunitas Armenia melaporkan populasi sekitar 12.000 orang Kristen Armenia di negara ini, yang mewakili Gereja Apostolik Armenia (Ortodoks Armenia) dan Gereja Katolik Armenia, termasuk di IKR.
Sisanya adalah penganut Ortodoks Siria, Katolik Siria, Anglikan, dan Protestan serta Kristen Injili lainnya.
Posisi Sejarah dan Geografis Komunitas Kristen di Irak
Dikutip dari embraceme.org, Secara historis, komunitas Kristen tersebar di seluruh Irak, tetapi banyak dari mereka terusir dari rumah mereka oleh kebijakan kampanye Anfal Saddam Hussein pada tahun 1988 dan lebih banyak lagi mengungsi karena kehadiran ISIS pada tahun 2014.
Saat ini, hampir semua orang Kristen tinggal di Wilayah Kurdistan, terutama di kota-kota Erbil, Dohuk, dan beberapa desa kecil seperti Alqosh dan Qaraqosh.
Mayoritas orang Kristen di Irak adalah Katolik Kaldea, sementara sebagian besar lainnya adalah anggota Gereja Asyur dari Timur.
Kedua gereja ini memiliki akar dalam Gereja Timur yang didirikan di antara orang Asyur pada abad pertama, terpisah dari gereja lain setelah Konsili Efesus pada tahun 431.
Banyak orang Kristen Irak saat ini adalah keturunan dari komunitas Asyur awal ini, yang berbicara dalam bahasa Aram dan memiliki identitas etnis unik di Irak.
Dalam tiga dekade terakhir, komunitas Kristen di Irak menghadapi tantangan serius, termasuk pengungsi internal yang kehilangan rumah dan mata pencaharian mereka akibat ketidakstabilan politik. Mereka tetap rentan secara ekonomi dan di beberapa wilayah, menghadapi ancaman kekerasan sektarian.
Dampak Komunitas Kristen di Irak
Secara politis, orang Kristen di Irak telah berperan sebagai suara yang signifikan, aktif dalam proses demokratis dan memperjuangkan hak-hak minoritas agama.
Meskipun memiliki lima kursi di parlemen Irak, banyak yang merasa bahwa representasi mereka belum sepenuhnya memadai.
Sejarah Awal Kekristenan di Irak
Pada abad pertama Masehi, Irak adalah bagian dari Mesopotamia, yang merupakan pusat peradaban tertua di dunia. Kekristenan diyakini masuk ke wilayah ini melalui orang Asyur yang kemudian menjadi agama dominan, dengan kota-kota seperti Arbela (Erbil) dan Kirkuk menjadi pusat-pusat penting bagi komunitas Kristen pada abad ke-3.
Situs-Situs Bersejarah Kristen di Irak
Beberapa situs Kristen bersejarah di Irak meliputi Biara Martir Mar Behnam dan Marth Sarah di utara, serta Biara Mor Mattai dekat Mosul. Kedua biara ini, yang didirikan pada abad ke-4, terkait dengan legenda Santo Behnam dan Sarah yang menerima agama Kristen.
Pemisahan Gereja Timur
Gereja-gereja di Mesopotamia berpartisipasi dalam konsili-konsili awal di mana mereka menetapkan doktrin-doktrin keyakinan Kristen.
Namun, perselisihan terkait sifat Maria pada Konsili Efesus tahun 431 menyebabkan pecahnya Gereja Timur dari gereja lainnya, yang kemudian mengembangkan liturgi mereka sendiri dalam bahasa Siria (Aram).
Pergolakan Modern
Di bawah rezim Saddam Hussein, orang Kristen tidak dianiaya secara khusus karena agama mereka, tetapi mereka sering menjadi sasaran penindasan karena status mereka sebagai minoritas etnis dan agama.
Konflik setelah invasi AS/Inggris tahun 2003 meningkatkan tingkat kekerasan terhadap komunitas Kristen, yang juga menghadapi penganiayaan sistematis selama pemerintahan ISIS. Banyak orang Kristen melarikan diri ke wilayah Kurdistan yang lebih aman atau ke negara-negara lain seperti Eropa, Amerika Utara, dan Australia.
Situasi Saat Ini
Saat ini, Gereja Katolik Kaldea adalah kelompok terbesar di antara komunitas Kristen Irak, meskipun jumlah mereka terus menurun.
Gereja Asyur dari Timur, Gereja Lama dari Timur, dan Gereja Ortodoks Suryani juga tetap bertahan dalam jumlah yang lebih kecil.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.