Tajukflores.com – Kemunculan beberapa bakal calon bupati membuat Pilkada Mabar 2024 makin seru. Salah satunya adalah Ignasius Charles Angliwarman yang mengaku siap membayar utang Pemerintah Daerah Manggarai Barat sebanyak Rp250 miliar dalam tempo dua tahun jika menang lawan Edi Endi sebagai bakal calon petahana.

Charles yang adalah seorang pengusaha sudah menunjukkan keseriusannya maju pada Pilbub Mabar 2024 dengan berkomunikasi dan mendaftarkan diri ke beberapa partai politik. Dia bahkan sudah menyusun program jika terpilih pada Pilbub nanti.

Salah satu agenda strategis itu adalah melunasi utang dana pinjaman daerah 250 Miliar ke PT. Sarana Multi Infrastruktur (SMI) dalam waktu dua tahun, dengan penguatan dan pemberdayaan disektor pertanian.

Sebab, menurutnya waktu delapan tahun untuk melunasi utang yang ditetapkan oleh Pemda Mabar saat ini terlalu lama.

“Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) dan data Hasil komunikasi laporan kepada Komisi IV, soal luas lahan padi sawah 18.267 Ha, dan dengan tanam pertahun ada yang bisa dua kali musim tanam ada yang Tiga”, ungkap Charles, Rabu (15/5/23).

Baca Juga:  Maju Jalur Independen Pilkada Matim 2024, Paket Merdu Lolos Verifikasi Administrasi 

Ignasius Charles Angliwarman menerangkan, dua sampai tiga kali tanam dan panen dalam satu tahun dengan total areal persawahan yang luas, Pemerintah Daerah mendapatkan keuntungan Rp1,6 miliar lebih.

“Jika dua kali musim panen sama dengan 36.534 Ha. Dengan asumai satu hektar mencapai 5 ton beras, atau 5.000 kg, dan harga beras kurang lebih Rp 12.000/kg maka ada Rp2.192.040.000.000,- dan jika kita konversi hasil bisa mencapai 75 %, dan rendemen padi kita juga stabil. Bisa mendekati potensial rata-rata Rp 1.644.030.000.000″, jelas Charles.

Menurut Charles, dengan managemen dan strategi pasar yang ditingkatkan, beras dari petani akan dipasarkan ke industri pariwisata Labuan Bajo.

” Hasil ini kita dorong ke pariwisata, dan mendorong perdagangan beras bersama pengusaha untuk kita pasok ke Hotel, Supermarket, Restauran, dan Kapal kapal phinisi. Jika ini koefisien, maka kita kenakan pajak 10% tanpa mengurangi pemotongan kepada petani, bisa menjadi 164 miliar, dan ini hanya soal beras saja, belum hortikultura, perkebunan, apa lagi pariwisatanya”, tuturnya.

Baca Juga:  Pemkab Mabar Undang Investor untuk Garap Fasilitas Galangan Kapal Wisata di Labuan Bajo

Charles yakin, apabila langkah ini berjalan maka utang dana pinjaman Rp250 miliar bisa dituntaskan dalam waktu dua tahun.

“Artinya potensi Lumbung pangan kita di Lembor, Lembor Selatan, dan Welak bisa diberdayakan. Badan pangan di Mabar kita siap beli dari petani, saya yakin kita sudah bisa selesaikan dalam 2 Tahun, dan tidak akan utang lagi. Bahkan kabupaten tetangga kita yang akan berutang dengan kita”, uajar Charles.

Fakta yang terjadi Saat ini menurutnya, beras lokal tidak bisa masuk dalam kebutuhan industri pariwisata.

“Saya sedih hari ini, beras kita dari Lembor, lembor Selatan dan Welak tidak semuanya masuk dipasar premium, karena beras untuk pariwisata didatangkan dari luar Manggarai Barat. bahkan Bulog pun menyiapkan beras Medium dan Premium yang dipasarkan di pasar premium”, ucap Ignasius Charles Angliwarman.