Tajukflores.com – Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Barat merespons rencana Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) untuk menutup Taman Nasional (TN) Komodo secara reguler pada hari-hari tertentu pada tahun 2025.

Langkah ini diambil untuk mengurangi dampak negatif aktivitas wisata terhadap habitat komodo dan menjaga keberlanjutan sumber daya alam di TNK.

“Kita tunggu hasil kajian ilmiahnya. Dinas Pariwisata akan koordinasi terkait hal tersebut,” kata Wakil Bupati Manggarai Barat, Yulianus Weng, saat dikonfirmasi, Kamis (18/7).

Weng menyatakan bahwa pihaknya belum bisa memberikan banyak komentar terkait rencana tersebut.

Menurutnya, penutupan reguler yang diusulkan oleh BTNK masih sebatas wacana dan pelaksanaannya akan bergantung pada hasil kajian ilmiah yang sedang dilakukan.

“Pada saat nanti pelaksanaannya pasti ada dampaknya,” ungkapnya.

Baca Juga:  Terkait Kasus Penipuan oleh Agen Travel di Labuan Bajo, Bagaimana Kabarnya Sekarang?

Sebelumnya, BTNK berencana menutup Taman Nasional (TN) Komodo secara reguler pada hari-hari tertentu untuk mengurangi dampak negatif aktivitas wisata terhadap habitat komodo.

Kepala BTNK, Hendrikus Rani Siga, menjelaskan bahwa rencana penutupan ini akan melalui konsultasi publik dan kajian ilmiah sebelum diterapkan.

“Jika para pihak bisa menerima rencana ini, kita akan wujudkan sebagai upaya untuk menjaga sumber daya alam TNK secara berkelanjutan,” ujar Hendrikus saat dikonfirmasi oleh Tajukflores.com pada Selasa (16/7).

Penutupan kunjungan wisatawan ke TNK ini diharapkan terealisasi pada pertengahan tahun depan setelah kajian ilmiah dan masukan dari berbagai pihak terkait.

Selama ini, TNK menjadi salah satu daya tarik utama Labuan Bajo, menarik ratusan ribu pengunjung setiap tahun dari berbagai belahan dunia. Wisatawan yang datang ke Labuan Bajo cenderung terkonsentrasi di TNK.

Baca Juga:  Tim SAR Evakuasi 13 Wisatawan KM Hancur Karena Hobi 02 yang Terombang-ambing di Pulau Padar Labuan Bajo

Penutupan reguler ini juga diharapkan dapat meningkatkan kunjungan ke spot wisata daratan di Manggarai Barat.

“Dengan menutup TNK satu hari saja, wisatawan bisa melakukan kegiatan wisata di Labuan Bajo, meningkatkan lama tinggal mereka, dan memberikan kesempatan bagi TNK untuk pulih,” jelas Hendrikus.

Saat ini, jumlah wisatawan yang datang ke TNK sulit dikontrol karena belum ada pembatasan jumlah kunjungan.

Oleh karena itu, BTNK menggandeng lembaga pendidikan tinggi dan Badan Pelaksana Otoritas Labuan Bajo Flores (BPOLBF) untuk melakukan kajian daya tampung dan daya dukung kawasan, sehingga jumlah turis yang berkunjung bisa dikontrol.