Labuan Bajo – Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI menyelenggarakan Diklat Pemberdayaan Masyarakat Basic Safety Training (BST) bagi masyarakat di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat. Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 1 hingga 6 Maret 2024 di Hotel Green Prundi Labuan Bajo.

Diklat ini diikuti oleh 100 orang peserta dari berbagai asosiasi, seperti Forum Komunikasi Open Deck (Forkod), Forum Komunikasi Keagenan Kapal (Fokal), P3Kom (Persatuan Penyelam Profesional Komodo), Asosiasi Dive, dan masyarakat umum yang ingin bekerja sebagai ABK kapal.

Kepala KSOP Kelas III Labuan Bajo, Stephanus Risdiyanto, mengatakan bahwa diklat ini merupakan bentuk peningkatan keselamatan di daerah pariwisata superprioritas.

Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan pelaut bagi masyarakat Labuan Bajo dan sekitarnya. Para peserta akan mendapatkan sertifikat BST, SKK, dan buku pelaut secara gratis dari BPSDM Kemenhub yang bekerja sama dengan KSOP.

Selain pelatihan BST, KSOP juga memberikan sertifikat dan life jacket bagi kapal wisata dan kapal open deck di Labuan Bajo yang selama ini belum memiliki.

Stephanus menjelaskan bahwa ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan sumber daya manusia dengan memberikan pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing dalam pemenuhan tenaga kerja yang kompeten dan memenuhi kualifikasi di bidang kemaritiman.

“Jadi pelautnya di sini, yang belum punya sertifikat dan yang belum punya keterampilan kita sertifikasi gratis. Tahun lalu ada 600 orang,” kata Stephanus kepada Tajukflores.com di Labuan Bajo belum lama ini.

“Kapal-kapal yang selama ini belum ada sertifikatnya, kita sertifikasi. Sudah hampir 300 kita berikan dan gratis,” imbuhnya.

Target Diklat dan Manfaatnya

Stephanus menargetkan minimal 300 orang untuk mengikuti diklat ini di awal tahun 2024. Seleksi untuk gelombang pertama diikuti oleh 100 orang masyarakat Labuan Bajo, baik nelayan maupun orang yang ingin bekerja di kapal penumpang wisata.

“Tujuannya untuk meningkatkan keselamatan dan ketaatan hukum dan aturan. Dan itu gratis dari pemerintah, atas kerjasama KSOP Labuan Bajo dengan lembaga diklat Kementerian Perhubungan. Ini akan terus berlanjut, kita tidak hanya dengan satu lembaga diklat. Kemungkinan kita akan bekerja sama dengan tiga lembaga diklat di tahun 2024 ini,” ungkapnya.

Uwais Alkarni, selaku panitia penyelenggara, mengatakan bahwa sebagian besar peserta diklat ini adalah warga Labuan Bajo. Peserta lain juga berasal dari Kabupaten Manggarai, Manggarai Timur, Ende, dan Bima, NTB.

“Pada dasarnya yang bekerja di Labuan Bajo. Dari berbagai asosiasi, di antaranya Forum Komunikasi Open Deck, Fokal, Persatuan Penyelam Profesional Komodo, Asosiasi Dive, dan masyarakat umum yang ingin bekerja sebagai ABK kapal,” ungkap Alkarni yang menjabat sebagai Ketua Forum Komunikasi Open Deck.

Alkarni menyebut diklat ini tidak hanya untuk mendapatkan sertifikasi, tetapi juga diharapkan dapat membentuk keterampilan dan kecakapan dalam mengelola situasi yang berhubungan dengan teknis dan keselamatan di saat melaksanakan pelayaran.

Ia berharap dengan adanya diklat ini, mampu melahirkan pelaut, pekerja kapal, dan bahkan nelayan yang terampil dan berkompeten di Labuan Bajo.