Jakarta – Seorang calon legislator (caleg) asal Bondowoso, Efrin Dewi Sudarto, mendadak menjadi viral setelah mengungkapkan kesiapannya menjual ginjal sebagai upaya mengumpulkan dana besar untuk mendukung kampanyenya.

Efrin Dewi Sudarto, caleg dari Partai Amanat Nasional (PAN), mempublikasikan aksinya melalui berbagai platform media sosial dan bahkan menyusun surat bermaterai sebagai bukti komitmennya.

Kini, tindakan kontroversial caleg yang menjual ginjalnya menjadi perbincangan hangat di berbagai platform.

Akun Instagram @nenktainment, yang mencatat pernyataan Efrin, mengungkapkan hal ini pada Selasa, 16 Januari 2024.

Efrin menegaskan bahwa keputusannya ini merupakan wujud keseriusannya untuk berbakti kepada masyarakat, terutama mengingat kendala biaya yang seringkali menjadi hambatan di dunia politik.

Baca Juga:  Erika Putri Lahir Tahun Berapa, Ini Profil Biodata Selebgram Viral Pembuat Video Prank Ojol Masuk Kamar Mandi

Efrin, yang merupakan penduduk Desa Bataan, Kecamatan Tenggarang, Kabupaten Bondowoso, mengakui bahwa keterbatasan dana mendorongnya untuk mengambil langkah ekstrem ini demi mengikuti proses politik dan kampanye.

Meskipun kontroversial, Efrin berpendapat bahwa tindakan tersebut mencerminkan tekadnya untuk melayani masyarakat.

Menyadari tingginya biaya kampanye dan partisipasi politik, dia menjelaskan bahwa menjual ginjal adalah cara baginya untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Efrin juga menyoroti bahwa anggaran untuk pembuatan banner dan baliho kampanyenya berasal dari sisa tabungannya sendiri.

Efek Kehilangan Ginjal

Meskipun Efrin, caleg asal Bondowoso itu berkeinginan untuk menjual ginjalnya, penting untuk disadari bahwa kehilangan satu ginjal tidak berarti ia dapat menjalani kehidupan seperti sebelumnya.

Baca Juga:  Ketua KPU RI dan DPR: Caleg Terpilih Mengundurkan Diri Jika Maju Pilkada Serentak 2024

Dikutip dari Mayo Clinic, seseorang yang hanya memiliki satu ginjal masih dapat menjalani kehidupan sehari-hari dengan normal, sebagaimana yang dialami oleh mereka yang memiliki kedua ginjal.

Namun, perlu diingat bahwa individu dengan satu ginjal lebih rentan terhadap risiko penyakit ginjal yang dapat muncul sepanjang hidup mereka.

Dalam situasi di mana seseorang hanya memiliki satu ginjal, kemungkinan besar akan terjadi penurunan fungsi ginjal di masa depan.