Tajukflores.com– Penerimaan calon siswa (casis) Taruna Akademi Kepolisian (Akpol) Polda NTT tahun 2024 diwarnai kegaduhan. Pasalnya, dari 11 casis Akpol yang lolos, hanya 1 yang merupakan putra daerah NTT, sedangkan 10 lainnya berasal dari luar NTT, bahkan 4 di antaranya disebut berasal dari Sumatera Utara (Sumut).
Munculnya dugaan nepotisme semakin diperkuat dengan lolosnya anak Kapolda NTT, Irjen Pol. Daniel Tahi Monang Silitonga.
Hal tersebut diketahui dengan beredarnya percakapan WhatsApp seorang ibu yang mengaku anaknya tidak lulus meskipun memiliki nilai lebih tinggi dari anak Kapolda NTT.
Dalam percakapan tersebut, ibu dari calon taruna itu menyebutkan bahwa nilai anaknya lebih tinggi dibandingkan dengan anak Kapolda NTT, baik dalam tes akademik maupun fisik.
Ibu tersebut mengeluhkan bahwa anaknya memiliki nilai tes yang lebih baik dan tinggi badan yang memenuhi syarat, namun tetap tidak lulus.
“Ini kena geser Catar Akpol, padahal nilai tes diatas anak Kapolda. Tingginya 187 cm. ,” ujar wanita tersebut dalam percakapan WhatsApp yang beredar di media social Facebook, dikutip Tajukflores.com, Minggu (7/7).
Dia juga menyoroti adanya syarat minimal dua tahun Kartu Keluarga (KK) yang tidak diterapkan dengan konsisten, serta dugaan adanya peserta yang lolos seleksi melalui jalur khusus atau “titipan”.
“Waktu mau daftar, dong (mereka) bilang harus ada KK minimal 2 tahun. Padahal anak sekolah dari tahun 2021. Nah anak Kapolda su (sudah) berapa lama di NTT?,” katanya.
Ibu itu juga membandingkan nilai anaknya dengan anak Kapolda NTT, Irjen Pol. Daniel Tahi Monang Silitonga. Ia menyebut bahwa saat tes seleksi casis Akpol oleh Panda Polda NTT, nilai dari anaknya dianggap unggul dibandingkan dengan anak Kapolda NTT.
“B (beta/saya) punya anak nilai matematika 100, bahas inggris 100. Anak Kapolda nilainya psikotest 64, b punya sulung 70,” beber ibu tersebut.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.